9 april 2009, terasa istimewa dan banyak di tunggu seluruh lapisan masyarakat Indonesia,Kami BADAIEMAS Production bersama DEPKOMINFO, PEMBKAB SLEMAN,Pemdes ARGOMULYO,RRI dan TA TV menghelat Kethopak Humor dengan lakon “ SUBROTO PUNYA PILIHAN SUMINTEN STREES…
Temenku yang ku sayang FAUZIAH namanya ,Pilih PPP, yang lain PDI P, yang lain GOLKAR dan PKB tentunya paling kena …kurang lebih gambaran riuh demikian inilah yang muncul, lebih cerdas serta lebih bermakana bila kita memilih sesuai plihan kita dengan berdasar kesadaran diri… kethoprak ini di susun Mas N. Asmorodono, PeƱata iringan Kliwir Cs. Artisitik Agus leyloor. Dengan pemain Gareng Rakasiwi,Novi Kalur,Den Bagusew Ngarso,Yu Beruk,Sho Imah Pancawati,Budi Mirota, Dul Pecahdahe,Milco, Anjarwani dan rini widyastuti.
Perhelatan yang memakan waktu 2,5 berjalan mulus di siarkan langsung di RRI Jogajakrta serta siaran Tunda di stasiun local solo TA TV, dan sebelumnya hujan menguyur halaman Desa Argo Mulyo….dan doaku
semoga semua umat bahagia…
INI TAMBAHAN TULISAN
Pemilihan umum tinggal beberapa pekan lagi, tapi lagi-lagi kita disodori fakta memalukan. Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat, yang namanya dipampangkan kembali dalam daftar calon legislator, tertangkap karena diduga menerima suap. Inilah lampung kuning bagi para pemilih agar tidak terkecoh mencontreng koruptor atau calon koruptor dalam pemilu nanti.Terjeratnya Abdul Hadi Jamal, politikus dari Partai Amanat Nasional, membuktikan bahwa partai-partai kurang serius memerangi korupsi. Legislator itu ditangkap tangan bersama pegawai tata usaha Direktorat Perhubungan Laut, Darmawati H. Dareho, di Karet, Jakarta Selatan. Dalam penggerebekan tersebut Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan uang yang diduga hasil suap sebesar USD80 ribu (Rp960 miliar) dan Rp54 juta.Uang itu berasal dari seorang pengusaha, Hontjo Kurniawan. KPK menduga uang itu merupakan kado bagi kerja keras Hadi Jamal mengegolkan proyek dermaga dan bandara di wilayah Indonesia Timur.Sudah jadi rahasia umum, DPR merupakan salah satu sarang koruptor selain sederet instansi pemerintah. Justru karena itulah orang mempertanyakan kenapa partai tidak lebih selektif ketika memasang lagi mereka dalam daftar calon legislator. Partai gagal menyaring calon wakil rakyat yang bersih. Asal punya kuasa, punya popularitas, dan juga duit, mereka boleh menjadi calon legislator. Padahal mereka mungkin hanya bermental "makelar proyek". Berkedok wakil rakyat, mereka mengegolkan kebijakan yang menguntungkan teman atau orang yang membayar.Mumpung belum terlambat, kini semua elemen masyarakat harus mengkampanyekan lagi slogan tolak politikus busuk. Bila perlu, lembaga swadaya masyarakat harus mengumpulkan jejak-jejak calon legislator yang tak bersih dan membeberkannya kepada masyarakat. Meski belum ada putusan pengadilan yang menguatkan tuduhan keterlibatan mereka dalam suatu kasus, paling tidak hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam menilai.Cerita temen aku, di Korea Selatan, kampanye serupa pernah membuahkan hasil. Melalui kampanye intensif selama enam bulan, 80-85 persen politikus yang masuk daftar hitam tidak terpilih. Di Seoul, malah 90 persen tidak dipilih.Orang boleh saja tidak peduli akan pentingnya memilih calon legislator yang bersih. Namun, jangan lupa, sikap ini sama dengan membiarkan Senayan tetap menjadi sarang koruptor….
Perhelatan yang memakan waktu 2,5 berjalan mulus di siarkan langsung di RRI Jogajakrta serta siaran Tunda di stasiun local solo TA TV, dan sebelumnya hujan menguyur halaman Desa Argo Mulyo….dan doaku
semoga semua umat bahagia…
INI TAMBAHAN TULISAN
Pemilihan umum tinggal beberapa pekan lagi, tapi lagi-lagi kita disodori fakta memalukan. Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat, yang namanya dipampangkan kembali dalam daftar calon legislator, tertangkap karena diduga menerima suap. Inilah lampung kuning bagi para pemilih agar tidak terkecoh mencontreng koruptor atau calon koruptor dalam pemilu nanti.Terjeratnya Abdul Hadi Jamal, politikus dari Partai Amanat Nasional, membuktikan bahwa partai-partai kurang serius memerangi korupsi. Legislator itu ditangkap tangan bersama pegawai tata usaha Direktorat Perhubungan Laut, Darmawati H. Dareho, di Karet, Jakarta Selatan. Dalam penggerebekan tersebut Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan uang yang diduga hasil suap sebesar USD80 ribu (Rp960 miliar) dan Rp54 juta.Uang itu berasal dari seorang pengusaha, Hontjo Kurniawan. KPK menduga uang itu merupakan kado bagi kerja keras Hadi Jamal mengegolkan proyek dermaga dan bandara di wilayah Indonesia Timur.Sudah jadi rahasia umum, DPR merupakan salah satu sarang koruptor selain sederet instansi pemerintah. Justru karena itulah orang mempertanyakan kenapa partai tidak lebih selektif ketika memasang lagi mereka dalam daftar calon legislator. Partai gagal menyaring calon wakil rakyat yang bersih. Asal punya kuasa, punya popularitas, dan juga duit, mereka boleh menjadi calon legislator. Padahal mereka mungkin hanya bermental "makelar proyek". Berkedok wakil rakyat, mereka mengegolkan kebijakan yang menguntungkan teman atau orang yang membayar.Mumpung belum terlambat, kini semua elemen masyarakat harus mengkampanyekan lagi slogan tolak politikus busuk. Bila perlu, lembaga swadaya masyarakat harus mengumpulkan jejak-jejak calon legislator yang tak bersih dan membeberkannya kepada masyarakat. Meski belum ada putusan pengadilan yang menguatkan tuduhan keterlibatan mereka dalam suatu kasus, paling tidak hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam menilai.Cerita temen aku, di Korea Selatan, kampanye serupa pernah membuahkan hasil. Melalui kampanye intensif selama enam bulan, 80-85 persen politikus yang masuk daftar hitam tidak terpilih. Di Seoul, malah 90 persen tidak dipilih.Orang boleh saja tidak peduli akan pentingnya memilih calon legislator yang bersih. Namun, jangan lupa, sikap ini sama dengan membiarkan Senayan tetap menjadi sarang koruptor….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar